hidup ini secerah matahari pagi dan semendung hujan

8.6.08

isuk....

1 komentar
Besok pagi, saat kicauan burung membangunkanku, aku akan pergi. Sudah dua tahun ini ku rencanakan kepergian ini. Pikiranku sekarang sudah mantap, aku akan mencari setetes air surga untuk membasahi bibirku yang kering, haus akan kebahagiaan.
Ku hirup kembali udara malam itu seakan tak akan lagi kurasakan yang sama. Masih aku berpikir, semua yang sudah kulakukan, apa yang telah ku bangun dengan keringatku sendiri, canda tawa yang tak pernah kurang dalam mengisi hari-hari yang kulalui bersama teman-teman dekatku.
Disini aku terjebak.
Ikatan yang mulai membawaku pada ketakutan. Hal yang sangat ingin kuhindari, ya, ketakutan yang meresahkan pikiran.
Deru mesin mobil yang berlalu dihadapanku menyisakan bau asap knalpot, tatapan mata orang yang sedang menikmati kopi hangat di genggaman tangan kirinya, sepuhan asap rokok dari tangan kanannya, tatapan yang begitu kosong, rapuh, tertelan semua pikiran yang tak henti menyapanya dibalik semua kebahagiaan yang telah dilaluinya. Secarik senyum simpul terkembang, kenyataan berbaik padanya, dan dia menyadari betul hal itu.
Kulihat salah seorang teman lama sedang berkumpul bersama teman-temannya, menuangkan kembali minuman dari botol gepeng yang dipegang. Gravitasi kah yang dia coba hindari? Ataukah gravitasi itulah yang dia cari? Gelak tawa yang menyenangkan, namun pikiranku terlalu lelah untuk sekedar menyapanya, kuteruskan langkah kaki ini tanpa tujuan pasti, sekedar menikmati.

dan begitulah...

0 komentar

Dan begitulah………

Persetan nilai moralitas !

Sesama, kami mengerti!

Langsung tak langsung,

sekarang dan nanti

Biarkan kami menilai

Dari sudut kiri mata ini,

sebagai sesama,

sebagai manusia sepertinya

Persetan penolakan kebijaksanaan!

Setiap saat kami menolak, setiap saat menerima ungkapan

Penolakan!

Setelah semua terisi dari semesta raya,

sama!

Ini bukan Yin & Yang,

simbol keseimbangan ,

metafora dan semesta bersama,

Yin adalah Yang.

Dan,

Begitulah........